06 Februari, 2009

Antara Iman dan Ilmu

Hasil yang paling berharga yang didapatkan oleh jiwa dan hati yang dengannya dia mendapatkan derajat yang tinggi di dunia dan akhirat adalah ilmu dan iman. Karena itu keduanya dipasangkan sebagaimana yang disebutkan dalam alquran surat arrum : 56

"Dan berkatalah orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan (kepada orang-orang kafir), sesungguhnya kalian telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan allah sampai hari berbangkit" 
(QS.Ar-rum:56).


"Allah akan meninggikan derajat oarang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat"
(QS Al-mujidillah :11)

Orang-orang yg beriman dan memiliki ilmu pengetahuan inilah yg layak disebut inti dan poros alam serta layak mendapat derajat yg tinggi. Tetapi banyak orang yg keliru dalam memahami sebuah hakekat yg disebut ilmu dan iman. Yang dgn keduanya dpt diperoleh kebahagiaan dan ketinggian derajat serta hakekat keduanya. Sehingga setiap golongan berangapan bahwa ilmu dan iman yg dimilikinyalah yg bisa menghasilkan kebahagiaan. Padahal sebenarnya tidaklah begitu. bahkan banyak diantara mereka yg sama sekali tidak mengerti iman yg bisa menyelamatkan ilmu yang mengangkat derajat. Bahkan mereka telah memalang jalan ilmu dan iman seperti yg dibawa Rasulullah saw, yang diserukan kepada umat, yang dimiliki para sahabat dan orang-orang yg mengikuti mereka setelah itu.

Antara ilmu dan perkataan

Setiap golongan meyakini bahwa ilmu yg dimaksudkan adalah ilmu yg dimilikinya. Firman Allah SWT:

"Kemudian mereka (pengikut2 Rasul) menjadikan agama mrk menjadi beberapa pecahan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yg ada pada sisi mereka (masing2)". (QS Al mukminun:53)

Kebanyakan yg ada di sisi mereka hanya perkataan, pendapat dan kedustaan sebagaimana yg dikatakan hamad bin zaid : Aku pernah bertanya kepada ayyub, manakah yg lebih banyak ilmu pada masa sekarang atau pada masa yg laluu, ia menjawab; perkataan pada masa sekarang lebih banyak tapi ilmu pada masa dahulu lebih banyak. Karena jauhnya gambaran ilmu maka banyak orang terdorong untuk menjadikan lintasan pikiran dan pendapat yg masih mengambang sebagai ilmu lalu menulisnya didalam buku, rela mengekuarkan biaya, menghabiskan waktu, dan memenuhi sekian banyak lembaran kertas. Sampai2 diantara mereka ada yg berani menegaskan bahwa quran dan sunnah tidak ada yg murni. Masih menurut mereka, dalil2 yg terkandung didlmnya hanya sekedar lafaz yg tidak menghasilkan keyakinan dan ilmu. Perkataan ini didukung oleh syaithon dan disebarluaskan sehingga banyak orang yang menanggalkan ilmu dan iman sebagaimana ular yang keluar dari lubangnya, atau pakaian yg dikeluarkan dari tubuh pemakainya.

"Kalau kiranya Al -qur'an itu bukan dari sisi Allah tentulah mereka mendapat pertentangan yg banyak di dalamnya" (QS.An-nisa' :82)

Ini menunjukkan bhw apa yg datang dari sisi Allah tidak terdapat pertentangan didalamnya. Apapun yang mengandung pertentangan dan kontradiksi berarti tidak datang dari sisiNya. lalu bagaimana mungkin pendapat dan pemikiran yang menambang dianggap sbg agama yang dipeluk dan dijadikan hukum dengan mengabaikan Allah dan Rasul. Sungguh ini adalah dusta yang besar.

Tingkatan-tingkatan Ilmu:

Hasrat yg paling tinggi dlm mencari ilmu adalah adalahmencari ilmu alkitab dan as-sunnah, memahami tentang Allah dan Rasul serta mendalami ilmu ttg hukum yang diturunkan sedangkan hasrat mencari ilmu yg paling rendah adalah orang yang tidak memiliki hasrat untuk memahami masalh yang cacat apa yang diturunkan Allah dan tidak pula yang terjadi atau hasratnya untuk mengetahui pertentangan dan meneliti perkataan manusia, sementara dia tidak ingin meneliti mana yang benar dari perkataan tsb. Hampir tidak ada seorang pun yg dapat mengambil manfaat dari ilmu mereka.
Sedangkan hasrat yang paling tinggi dlm masalah kehandak ialah jika hasrat itu dikaitkan dengan kecintaan kepada Allah dan menyelaraskan dengan kehendak agama. Sdgkan yang paling rendah jika hasrat itu terpaku kepada keinginan orang yang memiliki hasrat dgn mengabaikan Allah. Dia menyembah Allah untuk kepentingan diri sendairi bukan untuk keentingan Allah.

Bencana-bencana Ilmu dan Amal

Tidak ada cara untuk menyelamatkan dari dua bencana dlm ilmu dan amal kecuali dgn mengetahui apa yang dibawa Rasulullah saw dalam masalah imu dan pengetahuan, memaksudkannya untuk Allah dan akhirat. Jika tidak ada pengakuan dan tujuan seperti ini maka ilmu dan amalnya menjadi rusak, sementara iman dan keyakinan akan menghasilkan kehendak yang baik. Dari sini dapat diketahui penyimpangan mayoritas manusia dari iman disebabkan penyimpangan mereka dari ilmu dan tujuan yang benar.
Iman tidak akan sempurna kecuali jika ditunjang penggalian ilmu dari misykat nubuwah dan mmebersihkan kehendak dari hawa nafsu dan keinginan duniawi. Dengan begitu seakan akan ilmunya berasal dari misykat wahyu, kehendaknya karena allah dan hari akhirat.
Nah, inilah manusia yg ilmu dan amalnya paling benar, orang yg seperti inilah yang termasuk para imam yang mengikuti perintah Allah dan menjadi pengganti Rasul ditengah umat.

Wallahua’lam Bishawab

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More